Selasa, 06 Juli 2010

Review: Sony Ericsson G502

(Tulisan ini masuk ke dalam kategori Blogger’s Review.
Bagi vendor yang berminat me-review-kan produk dapat mengirimkan produknya untuk di-review.
Silakan menghubungi Tri julianto (085696944402) untuk informasi lebih lanjut)

Sebelumnya ponsel Soner G502 sudah di-review oleh Bos Madzab Bocor Alus (Mbelgedez). Tapi kali ini saya akan me-review-nya dari sudut pandang yang berbeda, selain lebih teknis, juga lebih detail.

Oh iya, review kali ini memiliki format berbeda, yaitu adanya bagian “The Story Behind” yang akan menceritakan apa saja yang terjadi di balik tulisan review ini. Diharapkan bab “The Story Behind” ini dapat memberikan pengantar bagi setiap review.

The Story Behind

Sebenarnya ponsel Soner G502 ini dibeli dalam hari yang sama saat saya membelikan Ibu Nokia 5000 hari Jumat kemarin (05/09/2008). Cuma saja jamnya berbeda. Saya membelikan Ibu siang hari sedangkan G502 baru saya beli malamnya.

Dan yang asyik adalah karena saya dan Bune membeli seri ponsel yang sama. Tadinya saya berharap mendapatkan warna hitam, tapi ternyata warna hitam tidak ada stoknya. Akhirnya kami sama-sama mendapatkan warna Brilliant Hazel.

Sempat khawatir jika kami tertukar ponsel. Maklum, kami sering menghadiri meeting bersama dan sering teledor menaruh ponsel. Kalau sampai tertukar, bisa-bisa terjadi perang dunia ke-3. Hehehe…

Pada saat kami membeli G502 harganya sudah turun ke Rp. 1.625.000. Berbeda saat di-review oleh Bro Mbelgedez yang masih seharga Rp. 1.740.000. Sedangkan saat tanya harga K530, rupanya ponsel ini masih manteng di harga Rp 1.550.000. Masih sama seperti saat saya beli beberapa bulan yang lalu.

Saya dan Bune kompakan beli ponsel karena alasan yang berbeda. Kalau Bune ingin mengganti ponsel lamanya yang ternyata tidak perform terutama dalam hal komunikasi suara, kalau saya lebih karena sudah bosen dengan formasi ponsel saya saat ini. Sebelum ini saya menggunakan Soner M600 dan K530i. Sebenarnya ini merupakan kombinasi yang keren. Cuma kondisi M600 memang sudah semakin buluk apalagi ditambah rasa bosan. Jadilah saya menukar M600 ini dengan ponsel baru.

Kalau pun pada akhirnya kami memilih Soner G502, alasan utamanya adalah karena fiturnya sudah termasuk canggih tapi harganya masih cukup terjangkau. Selain itu memilih ponsel Sony Ericsson lagi berarti kami menghemat charger dan handsfree karena cukup membawa 1 set untuk 2 ponsel.

Setelah beberapa hari memakai G502 dan mengeksplorasi fitur-fiturnya, saya semakin yakin bahwa pembelian G502 ini sungguh-sungguh tepat. Tidak salah saya merekomendasikan G502 ke Bune.

Kesan Pertama

Kalau boleh dikata, Soner G502 ini memiliki bentuk yang rada aneh. Tidak biasanya, terutama di bagian tombol navigasi dan keypadnya yang bergelombang. Kalau Soner K530 memiliki batasan yang jelas untuk tombol-tombol navigasi ini, maka pada G502 tombol kanan-kirinya kesannya terpisah. Formasi ini sejatinya sama saja dengan K530, tetapi permainan layout dan warna dan juga karena permukaannya yang bergelombang membuatnya menjadi agak beda. Kalau boleh dikata, ponsel-ponsel Soner memang sering memainkan bentukkan keypad ini. Pada beberapa produk malah menjadi trend setter bagi produsen lain.

Terus terang dengan bentuk baru ini, saya menjadi agak kagok saat menggunakan G502. Tetapi saya punya satu tip untuk mengatasi kekagokkan ini, yaitu dengan tidak melihat/memperhatikan bentuk/layout kedua tombol ini, niscaya kita tidak akan kagok lagi. Kalau perlu merem. Kalau nekad memperhatikannya, kita akan jadi terganggu dengan pemisahan kedua tombol ini, padahal sebenarnya tata letaknya sama saja dengan K530. Rupanya ada ilusi yang bermain di sini.

Menurut saya ponsel ini memiliki kombinasi bentuk dan warna yang keren. Walau pun bentukannya yang candy bar itu sudah merakyat, tapi Sony Ericsson mampu membuatnya menjadi tampak mewah. Minimalis tapi penuh kesan. Bune pun sependapat dengan saya.

Tapi lain ceritanya ketika ponsel ini dinilai oleh Ibu. Rupanya Ibu kurang suka dengan desain ini. Malahan dengan kejam Ibu bilang kalau bentuknya jelek. Mungkin karena Ibu sudah terlanjur suka dengan Nokia 5000 yang bentukannya lebih mudah diterima.

Fitur Unggulan

Ponsel Soner ber-genre “G” (Generation Web) ini sudah pasti mengunggulkan kecepatan koneksi ke internet. Dan G502 cukup mumpuni dengan koneksi 3.5G HSPDA-nya yang secara teoritis mampu menembus kecepatan 3.6 Mbps. Sayangnya saya hanya sempat mencoba dengan Axis yang baru memiliki jaringan 3G.

Fitur lain yang membuat saya ngebet membeli ponsel ini adalah layarnya yang sudah memiliki resolusi 240×320. Layarnya memang termasuk kecil, cuma 2 inchi. Tapi saya tidak terganggu dengan kecilnya layar karena tampilannya sangat cerah dan tajam. Setajam silet. Halah…

Yang membuat tambah berkesan adalah karena respons menunya sangat cepat walau pun sudah lebih kaya animasi. Ini membuat saya malas menggunakan K530 yang jadi tampak ketinggalan jaman.

Kamera

Walau pun dikhususkan bagi peselancar dunia maya, ponsel seri G ini sudah dibekali dengan kamera yang bagus. Jika dibandingkan dengan K530, tampak bahwa performa kamera G502 sangat superior walau pun sama-sama cuma mentok di angka 2 Megapixel.

Pengambilan foto dengan G502 termasuk sangat gegas. Jika kamera digerak-gerakkan, maka gambar yang tertampil di view finder tidak banyak mengalami keterlambatan. Hasil fotonya pun sangat tajam.

Pemotretan outdoor memberikan hasil yang maksimal. Tajam dan detail. Tapi tidak demikian saat digunakan untuk memotret indoor. Cukup banyak noise. Syukurlah ada fitur night mode. Mengaktifkan mode malam ini tidak mengurangi performa pemotretan. Rupanya G502 sudah dibekali prosesor yang mumpuni. Membandingkan penggunaan mode malam antara K530 dengan G502 sudah cukup untuk membuktikan gegasnya prosesor G502.

Tampilan menu kamera G502 mirip dengan seri Cyber Shot (C). Cuma saja fitur kamera di G502 dipangkas, selain resolusinya yang cuma 2 MP, autofokus dan lampu blitz absen.

Aplikasi Edit in Photo DJ cukup mudah digunakan untuk memperbaiki kualitas foto yang kita ambil. Atau kalau mau lebih gampang lagi, klik menu Photo Fix saat me-review foto, maka foto kita akan dikonfigurasikan secara otomatis terutama untuk brightness-nya. Usah khawatir foto asli tertimpa karena kita diberi opsi untuk menyimpan foto yang sudah diubah ke file baru.


(Hasil foto outdoor)

Kita juga bisa merekam video dengan G502. Resolusi maksimalnya 320×240 dengan frame rateupload ke Youtube tanpa rasa malu berlebihan. 15 fps (frame per second). Ketika dimainkan ulang di ponsel hasilnya sangat bagus. Sayang ketika dinikmati di PC menjadi tampak kekurangannya. Saya rasa ini sudah mencukupi untuk pengambilan video secara dadakan dan kualitasnya cukup untuk di-

Konektivitas

Soner G502 dibekali kemampuan berkoneksi dengan piranti lain via bluetooth plus kabel USB khusus. Sayangnya kabel USB ini absen dari paket penjualannya. Untungnya saya memiliki kabel USB milik K530 sehingga saya bisa menggunakan G502 ini sebagai modem.

Pemanfaat G502 sebagai modem sangat mudah dilakukan. Cukup mencolokkan kabel USB ke Ubuntu Linux 8.04, maka secara otomatis akan dikenali sebagai ethernet. Belakangan Soner memang lebih senang menggunakan metode ini.

Sayangnya memanfaatkan fasilitas ethernet emulator di Windows XP memerlukan pen-download-an driver karena CD driver juga absen dari paket penjualan. Secara native G502 tidak dikenali oleh Windows XP walau pun sebelumnya saya sudah pernah meng-instal driver K530. Rupanya driver keduanya dibedakan. Tapi saya yakin bahwa sebenarnya driver keduanya sama, hanya saja string identitas-nya saja yang berbeda.

Bluetooth G502 juga lancar-lancar saja saya gunakan, terutama untuk berkirim-kirim foto ke notebook dan ponsel lain. Oh iya, kita bisa memanfaatkan G502 sebagai remote mouse. Ini sangat bermanfaat saat kita melakukan presentasi dengan notebook karena kita bisa me-remote-nya.

Multimedia

Rupanya batasan-batasan yang dibuat oleh Soner seperti ponsel (W) Walkman, (C) Cybershot, (G) Generation Web, dan lain-lain sudah semakin kabur. Coba saja lihat masing-masing jenis ponsel tersebut, pasti semuanya sudah memiliki fitur yang lengkap. Pengurangan atas kemampuannya memang diberlakukan, tapi pada dasarnya semuanya sudah lengkap.

Malahan ada banyak hacker yang menyulap ponsel seri K menjadi W660 hanya via software sehingga ponsel memiliki fitur musik yang mumpuni.

Kali ini kita tidak perlu meng-hack G502 karena ponsel ini sudah dibekali fitur multimedia yang mumpuni. Menu “Media” yang notabene sebelumnya hanya ada di seri Walkman rupanya sudah ada di ponsel ini. Kita bisa mengorganisasikan dan memainkan file-file multimedia dengan sangat menyenangkan terutama karena animasi-animasinya yang keren.

Mendengarkan musik pun sudah setara dengan seri Walkman. Equalizer-nya sudah memiliki preset Mega Bass ™. Sangat memuaskan mendengarkannya via headset. Sedangkan speaker built-in-nya cukup lantang. Di bagian belakang ponsel tidak terdapat ornamen yang mengindikasikan adanya speaker built in ini. Rupanya lubang speaker cuma segaris panjang di atas kamera. Benar-benar minimalis.

Sebaiknya kita memang tidak terlalu berharap banyak kepada speaker built-in ini. Kalau mau lebih hebat, seharusnya kita membeli seri Walkman.

Saya kebetulan masih memegang headset Soner M600 yang memiliki sambungan di tengahnya sehingga saya bisa menyambungkan headset ke speaker aktif. Ketika equalizer saya set ke Mega Bass ™, suara bass-nya benar-benar berat. Saat saya naikkan volume-nya, sub woofer dari speaker aktif tidak cukup kuat menyalurkan energinya dan terdengar pecah. Tapi dengan headset suaranya cukup bagus.

Oh iya, kita juga bisa memainkan slide show dari foto-foto kita dengan X-Pict Story. Uniknya adalah slide show dimainkan dengan efek-efek animasi dan transisi yang keren ditambah dengan musik latar belakang. Kita bisa memilih expresi slide show yang akan ditampilkan, yaitu Silent, Sad, Romantic, Happy atau Energy. Benar-benar keren. Seandainya saja kompilasi ini bisa disimpan sebagai file movie, tentu saya sudah mengirimkan tayangan ini ke keluarga & teman-teman. Hehehe…

Ponsel ini juga sudah dibekali fasilitas Radio FM Stereo. Sudah ada fasilitas RDS dan Track ID. Lumayan untuk hiburan di kala perjalanan.

Google Maps Minus GPS Receiver

Tadinya saya mengira ponsel ini sudah memiliki modul GPS internal, tapi rupanya saya salah. Ponsel ini memang mendukung penggunaan GPS tapi harus ditambahkan dulu modul GPS receiver external yang dapat dihubungkan ke ponsel via bluetooth.

Untuk melengkapi kemampuan GPS ini, G502 sudah dibekali dengan aplikasi Google Maps. Supaya dapat menunjukkan lokasi yang tepat di peta, kita juga harus terhubung ke internet ke server Google Maps. Tanpa akses ke server Google Maps, kita hanya dapat mengetahui koordinat-koordinat saja.

Asyiknya aplikasi ini adalah karena kita melihat lokasi dalam mode peta mau pun dalam bentuk tampilan foto satelit.

Lain-lain

Ponsel baru, terpaksa saya harus mendownload aplikasi Gmail lagi. Dengan Axis 3G, saya hanya membutuhkan waktu yang singkat untuk mendownload Gmail mobile di http://gmail.com/app. Tampilan juga lebih lapang, sangat nyaman untuk membaca email.

Oh iya, walau pun sudah ada program email client bawaan ponsel, saya jarang memanfaatkannya. Alasannya adalah karena saya lebih senang membaca email dan menyimpannya di notebook. Kecuali Gmail tentu saja yang tidak memerlukan proses download email ke ponsel.

Yang sedikit menyedihkan adalah Game-nya. Ponsel ini cuma dibekali 1 game, yaitu QuadraPop. Padahal K530 memiliki 2 game bawaan, yaitu Investigators dan Tennis Multiplay. M600 malah lebih banyak lagi dengan 4 game-nya. Tapi dengan adanya dukungan Java Virtual Machine membuat instalasi game dan aplikasi lain dapat dilakukan sesuai kebutuhan.

Yang juga menarik adalah fitur alarm-nya. Bukan karena fasilitas 5 preset waktu alarm-nya, tapi karena adanya fasilitas picture untuk masing-masing preset. Kita bisa menampilkan gambar yang berbeda-beda untuk masing-masing alarm. Asyiknya lagi di pengaturan alarm sudah ada short cut untuk menuju ke kamera. Sekali jepret dan langsung jadi gambar di alarm.

Kalau bosan dengan bunyi alarm-nya, kita bisa mengeset agar alarm menyalakan radio. Hanya saja kita harus memasangkan headset di ponsel karena headset ini juga berfungsi sebagai antena.

Baidewei, eniwei, baswei, fitur 5 preset alarm plus foto dan radio ini juga ada di K530. Fitur yang menyenangkan.

Poin Minus

G502 memang termasuk ponsel yang bagus, tapi saya menjumpai sedikit poin minus selain lay out keypad-nya. Yang pertama adalah tidak adanya kamera secondary untuk video call. Dan benar, ponsel ini memang tidak bisa melakukan video call.

Yang kedua adalah peletakan kartu memori tambahan. Letaknya ada di dalam casing di bagian samping dekat baterai. Kita harus membuka casing baterainya dulu untuk dapat mengakses memori external. Masih keren K530 yang memiliki tutup terpisah untuk memori externalnya. Membuka-pasang tutup casing baterai juga memberikan kesan khawatir, soalnya ada kait di tengah yang cukup keras. Sewaktu dibuka bunyinya keras. Jadi khawatir akan merusakkan kait-kait casing berbahan plastik ini.

Yang ketiga adalah casingnya yang murni dibalut plastik di sekujur tubuhnya. Ketika diletakkan di meja jadi licin dan mudah bergeser. Ini sedikit merepotkan saat permukaan alasnya tidak rata, melainkan menurun. Dijamin G502 akan melorot dengan sukses.

Lagi-lagi saya harus membandingkan dengan K530 karena ponsel K530 sudah memiliki bagian kesat di bagian belakang sehingga kita tidak khawatir meletakkannya di tempat yang miring.

Yang keempat adalah tombol shutter (utk pemotretan) dan zoom (yang sekaligus untuk pengatur volume suara) yang sangat kecil di sebelah kanan body. Kurang nyaman dipencet karena terlalu kecil. Dibandingkan K530 memang lebih besar K530. Tapi tampaknya ukuran ini sama dengan K610.

Penutup

Wah, rupanya saya sudah cukup panjang menuliskan review ini. Oke deh, saya tidak akan menuliskan panjang lebar lagi karena fitur-fitur lainnya standar.

Singkatnya, saya tidak menyesal membeli ponsel ini. Sangat mumpuni dan menyenangkan untuk dipakai. Malahan saya jadi malas menggunakan K530 karena serasa ketinggalan jaman. Padahal K530 baru beberapa bulan saya pakai. Bisa-bisa bakal ganti lagi nih. Tapi kalau melihat kondisi keuangan saya saat ini, tampaknya saya harus menunda penggantian K530 paling tidak beberapa bulan ke depan. Hiks…

Link Terkait

Sekilas Pandang: Tinjauan Umum G502 (Sony Ericsson Indonesia)
Spesifikasi: G502 (Sony Ericsson Indonesia)
Dukungan: Dukungan G502
Panduan: Panduan Pengguna
Download: Software G502

Tidak ada komentar:

Posting Komentar